Website Hit Counters
Speed Dating Flint

Kamis, 08 April 2010

PENINGGALAN SEJARAH




Inilah susahnya kalau virus ndoyok yang ditularkan Pak Sultan sudah merasuki saya. Bawaannya kalau punya waktu luang sedikit mesti jalan-jalan kere. Nah minggu kemarin benar-benar hari libur saya. Jadi saya melakukan trip mengitari tempat-tempat menarik dan masih asing bagi saya.

OK, tujuan ndoyok kali ini masih seputaran Jogja. Bukan macam-macam candi lagi yang saya singgahi. Tapi tempat menarik lainnya, pesanggrahan peninggalan zaman Hamengku Buwono II.

Goa Siluman

Goa Siluman, letaknya agak ribet. Kalau dari Fly Over Janti arah ke JEC, ambil ke arah kiri di perempatan Blok O. Dari sana ikutin jalan, ketemu pertigaan belok kanan. Lokasi ada di sebelah kiri jalan. Ditandai dengan plang Cagar Budaya. Maap yang biasa pake arah mata angin. Saya bingung mau menunjukkan lokasi pake arah mata angin. Ndak hapal je.

Lorong Gua SilumanDi pinggir jalan itu yang tampak hanyalah reruntuhan bangunan saja. Nyatanya bekas bangunan tersebut merupakan peninggalan pemerintahan Hamengku Buwono II. Goa Siluman digunakan sebagai pesanggrahan, tempat leyeh-leyeh para pembesar keraton.

Sekilas saat saya memasuki areal pesanggrahan tak banyak yang bisa dilihat. Cuma bekas reruntuhan bangunan, kolam tak terurus dan tidak jauh dari lokasi ada beberapa gerombolan pemuda dan anak-anak sedang nongkrong memancing ikan. Tapi setelah saya turun ke bawah bangunan dasar barulah saya sadar bahwa bangunan tak terurus itu memang benar suaka peninggalan sejarah.

Di bawah bangunan saya melihat lorong panjang yang menghubungkan bangunan utama di kiri jalan raya dengan pintu keluar di sisi kanan jalan. Di lorong itu tidak begitu banyak yang bisa di eksplor. Karena kondisinya sangat jorok, masyarakat sekitar menjadikannya sebagai tempat pembuangan (comberan), dan yang lebih parahnya lagi rekan saya Lae Burjo menemukan kotoran manusia! Ow My dog!

Selanjutnya saya masuk ke ruangan sebelahnya. Disana saya melihat sebuah kolam, airnya begitu bening. Tapi saya malas untuk menyentuhnya karena daerah sekitarnya begitu jorok dan masih ingat temuan si Lae. Di pinggir kolam itu juga terdapat sekat tembok yang memiliki relief (entah apa) yang saya kurang pahami. Sekat tersebut menghubungkan ruang kolam dengan lorong tadi. Dipinggir kolam juga terdapat bekas sesaji yang membuat saya sedikit merinding,.. hehehe…

Goa Siluman from YogYesDi bagian luar bangunan terdapat dua buah taman yang di tengahnya terdapat masing-masing kolam. Sepertinya kedua kolam tersebut identik (kembar). Saya juga kurang begitu paham karena fisik kolam begitu kotor, berlumut dan banyak tanaman. Airnya pun keruh. Di pinggir kolam terdapat patung berkepala burung berukuran besar dan di tengah-tengah kolam terdapat teratai.

Apa hubungannya pesanggrahan dengan goa siluman? hehehe.. Bayangan awal saya juga saat ingin mengunjungi tempat ini adalah fisiknya benar-benar berbentuk seperti goa. Tetapi tidak juga mengingat cerita yang diperoleh bahwa nama asli tempat ini adalah Goa Seluman. Dan nama resminya menjadi Goa Siluman. Di tempat ini dijadikan sebagai ruang semedi bagi para petinggi kraton [blom diketahui juga siapa saja]. Dan mungkin karena fisik dari bangunan yang kotor tak terawat, maka imej nya menjadi angker. Tempat para siluman :D

Warungboto
Lorong Warungboto Tujuan kedua ini merupakan pesanan kunjungan dari Dita yang ngidam ingin melihat warungboto. Warungboto terletak di sebelah kiri jalan Veteran kalau dari SGM (Sari Husada), merupakan pesanggrahan peninggalan Hamungku Buwono II juga. Kondisi fisiknya tidak jauh berbeda dengan Goa Siluman, rusak tak terawat.

Fisik bangunan di lantai dasar sudah tak berwujud, hanya pagar yang hampir roboh saja yang tersisa. Barulah kemudian saya menyusuri anak tangga yang menghubungka ke lantai bawah. Untuk memasuki lantai bawah terdapat dua lorong sempit yang licin.

Keluar dari lorong pemandangan yang disuguhi adalah dua buah kolam berbentuk lingkaran. Di tengah-tengah kolapertama terdapat sumber mata air, masih keluar namun debitnya kecil. Sedangkan kolam kedua berbentuk petak dan masih terhubung dengan kolam pertama. Tapi sekali lagi, kondisi air sangat kotor, keruh berwarna hijau.

Warungbot by YogyesYup, dari dua tempat kunjungan itu saya cuma bisa heran saja. Kenapa bangunan yang sudah disyahkan sebagai cagar budaya itu tidak terurus, tidak terawat dengan baik, dan tidak ada pemugaran? Sebenarnya kedua bangunan tersebut sangat indah, tidak kalah menarik dari Tamansari. Tapi yah itu tadi, kenapa dua bangunan peninggalan tersebut malah ditinggalkan. Bahkan di tembok belakang warungboto hanya disanggah dengan bambu, menunggu waktu untuk roboh.

Warga sekitar sempat aneh terheran-heran ketika saya dan teman-teman berkunjung ke dua tempat itu. “Ngopoe mas??” tanya anak kecil dengan polosnya. Huh! Ternyata benar-benar diacuhkan, dilupakan dan ditinggalkan bangunan sejarah itu.

1 komentar: